Dok. Pribadi |
Tet
teretet tet teretet… Suara terompet bak alarm yang membangunkan orang-orang
untuk menyambut pagi. Derap langkah tentara yang siap mengibarkan bendera terdengar
jelas. Dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sang Saka Merah Putih perlahan
dikibarkan di halaman utama Batalyon Zeni Konstruksi 14.
Langkah
kaki setiap orang yang melintas terhenti sejenak untuk sekadar memberi hormat.
Sikap nasionalisme inilah yang melekat erat di kehidupan asrama militer.
Disiplin dan teratur. Membuat orang bergidik melihatnya.
Asrama
militer dipandang memiliki kehidupan yang keras dan menakutkan. Padahal tak semua
hal tersebut benar adanya. Nyatanya kehidupan di dalam terjalin hangat dan erat
antar satu dengan yang lainnya.
Deybi (43), yang telah 30 tahun tinggal di asrama mengaku bahwa kehidupan di asrama jauh dari kata menyeramkan. Ia menganggap keseraman itu hanya datang dari orang yang tidak merasakan hidup di asrama militer.
Hampir
separuh hidupnya dihabiskan di asrama, hal itu dinilai banyak manfaat baginya.
“Enak, gratis, fasilitasnya lengkap,” kata perempuan itu sambil tertawa.
Senada
dengan itu, Via (19), perempuan yang telah tinggal selama 17 tahun di asrama
mengatakan, tetangganya senang berkumpul untuk sekadar berbincang, bermain, atau
bahkan membeli jajan. Menurutnya, jarang dapat menemukan tetangga yang mau
berkumpul di luar rumah.
“Orangnya ramah-ramah, saling tegur sapa,” tambah Via.
Tidak
hanya kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin, kekompakkan para anggota
tentara pun patut untuk diceritakan. Salah satunya saat berlari, kekompakkan
derap langkah dengan lagu yang dinyanyikan menjadi hal yang menarik untuk
ditonton. Terkadang para tentara berlari dengan seragam lengkap, tas ransel,
serta senjata. Anehnya, mereka tetap semangat dan kompak dalam berlari.
Lapangan
sepak bola menjadi salah satu fasilitas yang digunakan para tentara untuk
berlari. Fasilitas lain yang melengkapi kehidupan tentara dan keluarga, antara
lain: lapangan bulutangkis, taman, posyandu, parkiran, dan tempat pembuangan
sampah. Tentunya semua didapat dengan “cuma-cuma”.
Selain
fasilitas yang lengkap, keamanan dalam asrama juga terjamin. Penjagaan terdapat
di tiga titik pos berbeda. Melalui pos tersebut, tidak sembarangan orang dapat
masuk. Khusus untuk pengendara sepeda motor, wajib menggunakan helm. Untuk yang
menggunakan kacamata atau mengendarai mobil, wajib membuka kaca. Selain itu,
tamu juga wajib lapor ke ketua RW.
Begitulah kehidupan asrama militer sebenarnya. Masih mengira bahwa kehidupan di dalamnya menyeramkan?
Jadi inget bela negara di rindam huiii..
BalasHapusHahaha sama dong, ya :D
BalasHapus