Cari Blog Ini

Follow Me! @Elvarettags

@elvarettags

Sabtu, 07 Oktober 2017

Kompensasi dan Kedisiplinan

Dok. Pribadi

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) memberlakukan sistem kompensasi terhadap mahasiswanya sebagai sanksi jika terlambat atau tidak masuk kelas.


Kompensasi berupa angka yang terakumulasi pada akhir semester. Perhitungannya, setiap menit mahasiswa absen dikalikan 10-50 poin, tergantung jurusan masing-masing.

Angka kompensasi yang sudah terakumulasi biasanya ditempel pada papan pengumuman jurusan ketika mendekati waktu pembagian lembar nilai (marksheet). Hal itu berkaitan karena mahasiswa harus bebas kompen menjadi salah satu syarat untuk menerima atau mengambil lembar nilai.

Mahasiswa dapat bebas dari kompen jika sudah membayar sanksi baik secara materi maupun fisik. Fisik di sini maksudnya adalah bekerja sosial sesuai dengan ketentuan yang sudah ditentukan jurusan.

Dok. Pribadi

Dengan adanya sistem tersebut diharap mahasiswa semakin disiplin dan tepat waktu saat masuk kelas. Walaupun pada kenyataannya masih banyak mahasiswa dengan tingkat absen yang relatif tinggi. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa mengatur waktu sehingga sistem ini pun dianggap seperti angin lalu.
“Kalau menurutku efektif atau tidaknya tergantung orangnya sih, gak bisa langsung menentukan bisa menegakkan atau tidak. Kalau dasar orangnya gak mau kuliah, dikasih kompen seberat apa pun pasti tetap malas-malasan. Biasanya sih beberapa orang kapok, kaya aku. Soalnya dari rumah gak ada rencana buat terlambat, tapi kadang-kadang aja dapat musibah,” ujar Kharis, salah satu mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP).

Sosialisasi Sistem Kompensasi

Mahasiswa memang dituntut untuk mandiri, kritis, dan aktif. Biasanya mahasiswa baru akan kaget dengan sistem kampus yang sangat berbeda dengan sekolah. Salah satunya mengenai absen, yakni kompensasi.

Pada prakteknya, ada saja mahasiswa yang belum mengerti cara kompensasi. Tetapi tenang, mahasiswa dapat menanyakannya pada sekretariat jurusan.

Menurut Tri Wahyu Septiani, mahasiswa Akutansi, kompensasi di jurusannya belum tersosialisasi dengan baik, karena masih banyak yang belum mengetahui dan mengerti cara menghitung kompen.

Berbeda dengan Tri, Kharis beranggapan bahwa kompensasi di jurusannya sudah tersosialisasikan dengan baik.

Sistem Kompensasi di TGP

Sistem kompensasi di TGP terbagi menjadi 2 kategori, yaitu fisik dan nonfisik. Kategori nonfisik berlaku bagi mereka dengan tingkat ketidakhadiran kurang dari 1000 menit. Sedangkan kategori fisik untuk ketidakhadiran lebih dari 1000 menit.

Banyaknya waktu ketidakhadiran inilah yang nantinya akan diakumulasikan dan dipertanggungjawabkan masing-masing mahasiswa pada akhir semester.

Dalam melunasi “hutang” kompen masih ada pengelompokkan. Untuk mahasiwa yang selalu hadir selama satu semester, akan mendapat kartu hijau dengan status aman. Jika ketidakhadiran di bawah 1000 menit akan mendapat kartu kuning dan membayar sejumlah nominal uang. Dan jika ketidakhadiran di atas 1000 menit akan mendapat kartu merah dengan denda maksimal 50 ribu rupiah, serta total jam kerja yang harus lunasi dalam kurun waktu tertentu. Mahasiswa wajib mengurus dan menyelesaikan sebagai syarat pengambilan marksheet.

“Tanggapan saya positif untuk sistem kompen ini. Karena di era modern seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang lebih mengutamakan kedisiplinan dan etika yang baik daripada kecerdasan intelektual mahasiswa itu sendiri dalam bekerja, terutama dalam hal disiplin waktu. Dan dengan sistem ini kita belajar untuk bisa menjadi mahasiswa yang disiplin agar ketika sudah mulai masuk dalam dunia kerja kita mampu mengorganisasi waktu dan tidak lagi kaget akan ketatnya peraturan,” ucap Joshua Alexandro, mahasiswa TGP yang pernah menjalani kompen fisik.
Jadi menurut Anda, apakah sistem kompensasi ini sudah efektif dalam meningkatkan kedisiplinan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar