Foto: Elvaretta Gasiona |
Taman ini beralamat di Jalan Mariwati KM. 7, Kawungluwuk, Sukaresmi, Kawungluwuk, Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasinya dekat dengan Gunung Gede Pangrango dan Kebun Teh Bogor. Tempat ini dapat ditempuh sekitar 2 jam saat hari kerja dan sekitar 3 jam saat hari libur.
Dengan bermodalkan informasi dari sebuah tulisan di-blog, kami berangkat. Kendaraan umum
menjadi transportasi yang mengantarkan kami sampai ke TBN. Walaupun saat di
perjalanan kami sempat ragu arah mana yang ingin dipilih, tetapi kami tepis
keraguan itu dengan bertanya dengan orang sekitar.
Aku dan temanku bertemu di stasiun Citayam untuk
naik kereta jurusan Bogor. Tadinya ingin kubatalkan acara hari itu karena hari
sudah mendung. Tetapi mengingat rencana yang sudah kami susun dengan matang,
membuatku yakin untuk tetap berkunjung ke TBN.
Kereta pagi itu tidak begitu ramai dan tidak begitu
sepi. Sedang-sedang saja. Oleh karena itu aku dan temanku dapat tempat duduk,
senangnya. Lumayan tiga stasiun lagi untuk sampai ke stasiun Bogor.
Dari stasiun Bogor, kami menyeberangi Jembatan
Penyebrangan Orang (JPO). Karena jembatan tersebut terdapat beberapa arah
keluar, kami sempat ragu. Sampai akhirnya kami bertanya dengan seorang
pengemudi ojek. Kami turun dari JPO lalu menaiki angkutan kota (angkot) 03 warna
hijau jurusan Bubulak – Baranangsiang.
Perjalanan cukup lama tapi untungnya tidak macet. Hingga
akhirnya kami turun di terminal Baranangsiang untuk naik mobil elf jurusan Bogor – Cianjur. Keringatku
mengucur saat menunggu mobil ini berjalan, karena supirnya ngetem dulu hingga jumlah penumpang dirasa cukup untuk melajukan
kendaraan. Selain itu, mobilnya tidak dilengkapi dengan pendingin, hanya mengandalkan
angin alam saja. Oleh karena itu, kami memilih untuk duduk di sebelah jendela.
Rasa bosan sempat menyelimuti perjalanan kami, lama
ternyata. Perkiraan kami tentang perjalanan yang cepat dan lancar, meleset.
Nyatanya macet dan lama sekali. Cuacanya pun silih berganti, dari panas, hujan,
hingga panas kembali.
Di pertigaan Pasar Cipanas kami turun, lalu naik
angkot berwarna kuning dengan garis ungu jurusan Cipanas – Mariwati. Ini adalah
kendaraan terakhir untuk sampai ke TBN. Sudah tidak tahan rasanya untuk sampai
dan melihat keindahan bunga-bunga.
“Nyasar gak,
ya?”, “Ini di mana?”, “Udah mau nyampe
belum, ya?”, “Salah arah gak sih?”, “Bener ke sini arahnya?”.
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dan meresahkanku di sepanjang perjalanan. Hingga
tibanya kami dan melihat gerbang masuk TBN, kegelisahanku langsung sirna.
Rasanya melegakan dan menyenangkan. Sungguh.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan terobati
dengan pemandangan indah yang terpancar dari beraneka bunga. Tak sabar ingin
menjelajahi TBN. Walaupun ini kunjunganku yang kedua, tetapi rasa penasaran dan
semangatku tetap membara. Waktu pertamaku ke sini sudah lama sekali. Aku pun
tidak mengingat setiap detailnya.
Semangat, tekad, dan “tongkat” kami siapkan untuk
menjelajahi taman bunga nan indah ini. Tongkat yang kami maksud adalah tongkat narsis (tongsis). Alat ini sangat
berguna bagi kami yang hanya jalan berdua. Karena saat kami ingin mengabadikan
momen dalam foto, tidak perlu repot-repot meminta bantuan orang lain untuk
memotretnya.
Suasananya tidak begitu ramai, karena hari kerja.
Kalau hari libur mungkin setiap sudut taman ini sudah dipenuhi dengan
wisatawan. Pengunjung taman pun tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga
wisatawan asing. Dari yang anak-anak hingga orang lanjut usia pun datang
berkunjung. Ada yang datang untuk berwisata, arisan, berkumpul dengan sanak
saudara, bahkan ada yang menjadikan tempat ini untuk foto prawedding.
Kami memilih untuk jalan kaki mengelilingi taman
bunga seluas 23 hektare ini agar lebih menikmati setiap keindahan di dalamnya.
Sebenarnya kalau tidak ingin lelah berjalan, pihak TBN menyediakan kendaraan
untuk berkeliling, yaitu Wara Wiri, Dotto Trains, dan Garden Tram. Pengunjung
hanya perlu membayarnya sesuai dengan kendaraan yang dipilih.
Langkah kaki kami menuju ke jam raksasa. Unik.
Jamnya bergerak, kami kira tidak. Lalu kami menuju ke salah satu fasilitas
penunjang yang ada, yaitu menara pandang. Keindahan taman bunga terlihat sangat
indah dari atas. Sungguh menawan.
Fasilitas penunjang lain yang disediakan, yakni Rafflesia
Mini Theater (fasilitas audiovisual yang menggambarkan ringkasan TBN dalam
waktu 15 menit), poliklinik, Nany's Galleria, Cafe
Marigold, bursa bunga dan tanaman, Gedung Serbaguna Saung Aki, dan Wisma Saung
Nini.
TBN juga menyediakan fasilitas pelengkap, antara
lain tenda elegan, panggung kecil, kursi dan meja, lokasi piknik, amphiteater
(panggung terapung), dan danau angsa. Dengan begitu, kenyamanan pengunjung saat
ke taman bunga ini terpenuhi.
Selain fasilitas yang ditawarkan, di taman ini
bunga-bunga juga dirangkai semenarik mungkin. Bunga beraneka macam dari
berbagai daerah dan negara disugguhkan dalam taman-taman yang berbeda, di
antaranya taman air, taman mawar, taman Perancis, taman rahasia (labirynth), taman Bali, taman Mediterania,
taman palem, taman gaya Jepang, dan sebagainya.
Sayang sekali rasanya tidak dapat mengunjungi semua
taman yang ada, karena mengingat waktu kami hanya sebentar. Perkiraan meleset
tadi membuat waktu kami menikmati taman indah ini berkurang. Oleh karena itu,
kami hanya kebeberapa taman saja, yakni taman mawar, taman Perancis, taman
Bali, taman air, dan yang paling menantang, taman rahasia. Taman rahasia sangat
seru, asyik, menegangkan tapi menyenangkan.
Kami ragu awalnya tetapi berhasil sampai ke titik
tengah labirin. Di sana ada beberapa rangkaian tanaman yang dibentuk menyerupai
hewan (seperti gajah dan angsa) dan ada yang dibentuk kata-kata. Tak terelakkan
arah yang kami ambil terkadang jalan buntu dan itu membuat kami berbalik dan
mencoba jalan lainnya. Hingga akhirnya kami berhasil keluar. Sebenarnya pihak
TBN menyediakan peta untuk memandu pengunjung yang ingin masuk ke taman
rahasia, wisatawan hanya perlu membayarnya. Tetapi kami memilih tidak
membelinya agar lebih mengasyikkan.
Setelah menyadari waktu semakin sore, kami
memutuskan untuk pulang. Perjalanan terasa lebih lama dan melelahkan daripada
waktu berangkat. Jalanan lebih padat. Tetapi pengalaman ke TBN sangatlah
menyenangkan. Melihat bunga yang beraneka macam, menyejukkan hati dan
memanjakan mataku. Rasanya ingin kembali dan menikmati keseluruhan taman bunga
tersebut.
Wii.. Tulisannya bagus, etapi kalau bisa gambarnya jangan cuma satu hehe. Semangat ya!!!
BalasHapusWah, makasih, Kak, masukannya :D jadi pelajaran deh buat post selanjutnya hihi. Tambah semangat jadinya♥
BalasHapusWah jadi pengen liburan kesana..
BalasHapusWiii ayo liburan e, seru lohhh😄
Hapusterharu bacanya, apalagi ada kata "teman" disitu 😁
BalasHapusHaha ada apa dengan kata "teman"?😅😏
Hapus