Cari Blog Ini

Follow Me! @Elvarettags

@elvarettags

Kamis, 05 Oktober 2017

Senangnya Berlibur ke Taman Bunga Nusantara


Foto: Elvaretta Gasiona
Teriknya matahari menyambut kedatanganku dan "teman"ku di Taman Bunga Nusantara (TBN), setelah melewati perjalanan sekitar 2,5 jam dari Depok. Kebetulan saat itu sedang liburan semester, jadi kami memanfaatkannya untuk pergi berwisata. Lumayan, sebelum disibukkan dengan jadwal dan tugas saat kuliah.

Taman ini beralamat di Jalan Mariwati KM. 7, Kawungluwuk, Sukaresmi, Kawungluwuk, Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasinya dekat dengan Gunung Gede Pangrango dan Kebun Teh Bogor. Tempat ini dapat ditempuh sekitar 2 jam saat hari kerja dan sekitar 3 jam saat hari libur.


Dengan bermodalkan informasi dari sebuah tulisan di-blog, kami berangkat. Kendaraan umum menjadi transportasi yang mengantarkan kami sampai ke TBN. Walaupun saat di perjalanan kami sempat ragu arah mana yang ingin dipilih, tetapi kami tepis keraguan itu dengan bertanya dengan orang sekitar. 

Aku dan temanku bertemu di stasiun Citayam untuk naik kereta jurusan Bogor. Tadinya ingin kubatalkan acara hari itu karena hari sudah mendung. Tetapi mengingat rencana yang sudah kami susun dengan matang, membuatku yakin untuk tetap berkunjung ke TBN.

Kereta pagi itu tidak begitu ramai dan tidak begitu sepi. Sedang-sedang saja. Oleh karena itu aku dan temanku dapat tempat duduk, senangnya. Lumayan tiga stasiun lagi untuk  sampai ke stasiun Bogor.

Dari stasiun Bogor, kami menyeberangi Jembatan Penyebrangan Orang (JPO). Karena jembatan tersebut terdapat beberapa arah keluar, kami sempat ragu. Sampai akhirnya kami bertanya dengan seorang pengemudi ojek. Kami turun dari JPO lalu menaiki angkutan kota (angkot) 03 warna hijau jurusan Bubulak – Baranangsiang.

Perjalanan cukup lama tapi untungnya tidak macet. Hingga akhirnya kami turun di terminal Baranangsiang untuk naik mobil elf jurusan Bogor – Cianjur. Keringatku mengucur saat menunggu mobil ini berjalan, karena supirnya ngetem dulu hingga jumlah penumpang dirasa cukup untuk melajukan kendaraan. Selain itu, mobilnya tidak dilengkapi dengan pendingin, hanya mengandalkan angin alam saja. Oleh karena itu, kami memilih untuk duduk di sebelah jendela.

Rasa bosan sempat menyelimuti perjalanan kami, lama ternyata. Perkiraan kami tentang perjalanan yang cepat dan lancar, meleset. Nyatanya macet dan lama sekali. Cuacanya pun silih berganti, dari panas, hujan, hingga panas kembali.

Di pertigaan Pasar Cipanas kami turun, lalu naik angkot berwarna kuning dengan garis ungu jurusan Cipanas – Mariwati. Ini adalah kendaraan terakhir untuk sampai ke TBN. Sudah tidak tahan rasanya untuk sampai dan melihat keindahan bunga-bunga.

“Nyasar gak, ya?”, “Ini di mana?”, “Udah mau nyampe belum, ya?”, “Salah arah gak sih?”, “Bener ke sini arahnya?”. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dan meresahkanku di sepanjang perjalanan. Hingga tibanya kami dan melihat gerbang masuk TBN, kegelisahanku langsung sirna. Rasanya melegakan dan menyenangkan. Sungguh.

Perjalanan yang panjang dan melelahkan terobati dengan pemandangan indah yang terpancar dari beraneka bunga. Tak sabar ingin menjelajahi TBN. Walaupun ini kunjunganku yang kedua, tetapi rasa penasaran dan semangatku tetap membara. Waktu pertamaku ke sini sudah lama sekali. Aku pun tidak mengingat setiap detailnya.

Semangat, tekad, dan “tongkat” kami siapkan untuk menjelajahi taman bunga nan indah ini. Tongkat yang kami maksud adalah tongkat narsis (tongsis). Alat ini sangat berguna bagi kami yang hanya jalan berdua. Karena saat kami ingin mengabadikan momen dalam foto, tidak perlu repot-repot meminta bantuan orang lain untuk memotretnya.

Suasananya tidak begitu ramai, karena hari kerja. Kalau hari libur mungkin setiap sudut taman ini sudah dipenuhi dengan wisatawan. Pengunjung taman pun tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga wisatawan asing. Dari yang anak-anak hingga orang lanjut usia pun datang berkunjung. Ada yang datang untuk berwisata, arisan, berkumpul dengan sanak saudara, bahkan ada yang menjadikan tempat ini untuk foto prawedding.

Kami memilih untuk jalan kaki mengelilingi taman bunga seluas 23 hektare ini agar lebih menikmati setiap keindahan di dalamnya. Sebenarnya kalau tidak ingin lelah berjalan, pihak TBN menyediakan kendaraan untuk berkeliling, yaitu Wara Wiri, Dotto Trains, dan Garden Tram. Pengunjung hanya perlu membayarnya sesuai dengan kendaraan yang dipilih.

Langkah kaki kami menuju ke jam raksasa. Unik. Jamnya bergerak, kami kira tidak. Lalu kami menuju ke salah satu fasilitas penunjang yang ada, yaitu menara pandang. Keindahan taman bunga terlihat sangat indah dari atas. Sungguh menawan.

Fasilitas penunjang lain yang disediakan, yakni Rafflesia Mini Theater (fasilitas audiovisual yang menggambarkan ringkasan TBN dalam waktu 15 menit), poliklinik, Nany's Galleria, Cafe Marigold, bursa bunga dan tanaman, Gedung Serbaguna Saung Aki, dan Wisma Saung Nini.

TBN juga menyediakan fasilitas pelengkap, antara lain tenda elegan, panggung kecil, kursi dan meja, lokasi piknik, amphiteater (panggung terapung), dan danau angsa. Dengan begitu, kenyamanan pengunjung saat ke taman bunga ini terpenuhi.

Selain fasilitas yang ditawarkan, di taman ini bunga-bunga juga dirangkai semenarik mungkin. Bunga beraneka macam dari berbagai daerah dan negara disugguhkan dalam taman-taman yang berbeda, di antaranya taman air, taman mawar, taman Perancis, taman rahasia (labirynth), taman Bali, taman Mediterania, taman palem, taman gaya Jepang, dan sebagainya.

Sayang sekali rasanya tidak dapat mengunjungi semua taman yang ada, karena mengingat waktu kami hanya sebentar. Perkiraan meleset tadi membuat waktu kami menikmati taman indah ini berkurang. Oleh karena itu, kami hanya kebeberapa taman saja, yakni taman mawar, taman Perancis, taman Bali, taman air, dan yang paling menantang, taman rahasia. Taman rahasia sangat seru, asyik, menegangkan tapi menyenangkan.

Kami ragu awalnya tetapi berhasil sampai ke titik tengah labirin. Di sana ada beberapa rangkaian tanaman yang dibentuk menyerupai hewan (seperti gajah dan angsa) dan ada yang dibentuk kata-kata. Tak terelakkan arah yang kami ambil terkadang jalan buntu dan itu membuat kami berbalik dan mencoba jalan lainnya. Hingga akhirnya kami berhasil keluar. Sebenarnya pihak TBN menyediakan peta untuk memandu pengunjung yang ingin masuk ke taman rahasia, wisatawan hanya perlu membayarnya. Tetapi kami memilih tidak membelinya agar lebih mengasyikkan.

Setelah menyadari waktu semakin sore, kami memutuskan untuk pulang. Perjalanan terasa lebih lama dan melelahkan daripada waktu berangkat. Jalanan lebih padat. Tetapi pengalaman ke TBN sangatlah menyenangkan. Melihat bunga yang beraneka macam, menyejukkan hati dan memanjakan mataku. Rasanya ingin kembali dan menikmati keseluruhan taman bunga tersebut.

6 komentar:

  1. Anonim17:13

    Wii.. Tulisannya bagus, etapi kalau bisa gambarnya jangan cuma satu hehe. Semangat ya!!!

    BalasHapus
  2. Wah, makasih, Kak, masukannya :D jadi pelajaran deh buat post selanjutnya hihi. Tambah semangat jadinya♥

    BalasHapus
  3. Wah jadi pengen liburan kesana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wiii ayo liburan e, seru lohhh😄

      Hapus
  4. terharu bacanya, apalagi ada kata "teman" disitu 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ada apa dengan kata "teman"?😅😏

      Hapus