Cari Blog Ini

Follow Me! @Elvarettags

@elvarettags

Minggu, 08 Oktober 2017

Gunung Pancar, Destinasi Wisata Masa Kini

Dok. Pribadi

Pepohonan di kanan-kiri jalan menyegarkan mata yang melihatnya. Udara yang sejuk dan segar pun dapat dirasakan. Kicauan burung nan merdu saja dapat terdengar. Semua panca indera seakan dimanjakan di kawasan hijau nan asri, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar. Tepatnya terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini tak jauh dari Jakarta, letaknya dekat dengan kawasan Sentul. 
 
Pancar atau “pancer” memiliki makna sebagai penguat. “Kata orang dulu, Gunung Pancar diibaratkan sebagai penguat. Jadi kalau gunung ini goyang, gunung lain ikut berubah. Makanya gak boleh sembarangan di sini,” ucap Fahrul Roji, penjaga pintu masuk pemandian. Oleh karena itu, pengunjung yang berwisata ke tempat ini tidak boleh sembarangan (berbuat yang tidak lazim) karena akan ada efeknya.
Dok. Pribadi
Objek wisata ini biasa digunakan sebagai destinasi bagi kegiatan kemping, bersepeda, jogging, hiking, berkuda, hingga berendam air panas. Selain itu, banyak juga yang memanfaatkan tempat wisata ini untuk sekadar jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman, lalu tak lupa mengabadikan moment kebersamaan itu.
TWA ini menjadi destinasi wisata para wisatawan terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), karena tempatnya yang mudah dijangkau dan dekat dengan kawasan metropolitan, Jakarta. Selain itu, penyuguhan pemandangan pepohonan pinus yang indah menjadi target utama para wisatawan untuk mengambil gambar yang menjadi trend “kekinian”.
Rasanya kurang afdol jika tidak berfoto saat berkunjung ke taman wisata ini, karena trend selfie maupun wefie menjadi tujuan pengunjung saat berwisata. Pepohonan pinus yang tinggi menjulang biasanya menjadi latar belakang pengunjung saat mengambil gambar. Tak jarang gaya-gaya kekinian diekspresikan pengunjung saat berfoto ria.
Flora dan Fauna yang Ada
Kawasan wisata seluas 15 Ha ini terletak pada ketinggian 300-800 m. Jenis tanah di kawasan ini adalah podsolik merah kuning dengan tekstur tanah yang sebagian besar berlempung.
Pepohonan pinus yang tinggi menjulang dapat dinikmati selama berjalan di kawasan ini. Selain pinus, di kawasan hutan lindung dan konservasi alam ini juga ditumbuhi pohon beringin, jamuju, puspa, rasamala, dan saninten.
Di tempat ini juga terdapat beberapa jenis unggas hutan seperti ayam hutan merah, elang, jalak, dan kutilang yang bergerak bebas di hutan. Jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan satwa lain seperti babi hutan, jelarang, kera, owa, dan surili, hewan langka di hutan ini.
Tiket dan Akses Masuk
Dok. Pribadi
Sebuah gerbang dengan tulisan “Selamat Datang di Taman Wisata Alam Gunung Pancar” berdiri kokoh untuk menyambut para pengunjung. Untuk masuk dan menikmati indahnya pesona Gunung Pancar, pengunjung dikenakan biaya retribusi. Biaya retribusi terpampang jelas pada papan bertuliskan “Tarip Masuk”. Biaya untuk wisatawan domestik (wisnu) sebesar Rp 5.000/orang, sementara untuk wisatawan asing (wisman) dikenakan Rp 100.000/orang. Untuk kendaraan roda dua (motor) dikenakan Rp 5.000/unit, kendaraan roda 4 (mobil) Rp 10.000/unit, bus/truk Rp 50.000/unit, dan sepeda Rp 2.000/unit. Namun saat hari libur dan libur nasional, biayanya naik 50%.
Biaya yang cukup terjangkau menjadi salah satu alasan pengunjung memilih berwisata ke Gunung Pancar. Alasan lainnya adalah kawasan ini mudah dijangkau, biasanya para pengunjung memilih akses tol Jagorawi. Dari pintu keluar tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa Karang Tengah kira-kira jaraknya 13 km untuk sampai kawasan wisata ini dan memakan waktu lebih kurang 20 menit. Kondisi jalannya beraspal cukup baik. Namun di titik-titik jalan tertentu jalannya ada yang menyempit, sehingga saat dua kendaraan roda 4 berpapasan dari arah yang berlawanan, salah satunya harus ada yang mengalah.

Sarana dan Prasana
Dok. Pribadi
TWA Gunung Pancar dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, di antaranya pusat informasi, pondok kerja, sarana olahraga, camping ground, tempat bermain anak, sarana pemandian air panas, shelter, fasilitas penginapan dan ruang pertemuan. Dengan sarana dan prasarana yang ada, daya tarik pengunjung semakin meningkat.
Kegiatan yang dilakukan pengunjung saat berwisata ke taman wisata ini antara lain wisata alam sambil olahraga (hiking, berkemah, berkuda, bersepeda, tenis, pemandian air panas, lintas alam), wisata konvensi (berwisata sambil melakukan seminar, rapat, konferensi), dan wisata budaya (menikmati pergelaran seni tradisional dan ziarah ke makam keramat di Puncak Gunung Pancar).

Dok. Pribadi
Sarana pemandian air panas yang menjadi salah satu daya tarik taman wisata ini sudah ada sejak tahun ’90-an. Untuk dapat sampai ke tempat pemandian air panas, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 1 km dari gerbang masuk utama dan 150 m dari gerbang masuk pemandian. Selain itu, pengunjung harus merogoh koceknya lagi sebesar Rp 3.000 untuk anak-anak, Rp 10.000 untuk dewasa, Rp 2.000 untuk motor, dan Rp 4.000 untuk mobil. Harga tiket masuk tersebut terlihat di papan bertulisakan “Tiketing Tanda Masuk” pada gerbang masuk pemandian air panas.
Sarana pemandian air panas ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB dan selalu dipenuhi pengunjung pada hari libur. Pengunjung yang memasuki pemandian juga diberi batas waktu sekitar 30-60 menit. Jadi, pengunjung harus memanfaatkan waktunya sebaik mungkin saat di pemandian.
Dok. Pribadi
Pemandian air panas ini dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain keluarga (VIP) dan umum (perempuan dan laki-laki). Untuk pemandian khusus keluarga, pihak TWA Gunung Pancar yang mengurus pemandian air panas, membatasinya hanya 8 orang. Selain itu, ada bagian khusus jika ingin melakukan pengobatan, yaitu pemandian air panas khusus terapi.


Air di pemandian ini berasal dari mata air Gunung Pancar, yaitu mineral bersuhu 60ºC. Air tersebut dijadikan sebagai media pengobatan pengunjung yang datang. Itulah yang menjadi salah satu tingginya minat pengunjung untuk mendatangi sarana pemandian air panas ini. Dengan berendam di air panas tersebut, penyakit seperti asam urat, pusing, stroke, dan kolesterol dapat terobati. Walaupun untuk penyakit tertentu mungkin dampaknya tidak langsung terasa karena membutuhkan waktu dan proses. 
Dok. Pribadi

Sarana lainnya yang menarik adalah makam keramat yang letaknya 2,5 km dari pemandian air panas. Terdapat beberapa makam para sesepuh. Salah satunya adalah makam Mak Haji Putih. Selain itu, terdapat pula makam Mbah Bagus Hasan yang letaknya tidak jauh dari gerbang masuk pemandian air panas.

Daripada di Kota

Dok. Pribadi
“Cuacanya adem, banyak pohon, masih banyak penghijauan daripada di kota,” ucap Indra, salah satu anggota komunitas “Fixie Fans Bekasi”. Komunitas yang terbentuk sejak 24 September 2014 tersebut memang selalu mengadakan kegiatan cycling on weekend setiap Sabtu dan Minggu.


Pada minggu ini, komunitasnya memilih untuk bersepeda ke TWA Gunung Pancar dari Bekasi. Kawasan yang lebih hijau dan asri dibandingkan di kota menjadi alasan komunitas ini memilih TWA Gunung Pancar.

2 komentar:

  1. bole laa next destination😏😏😏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha bole. Bole sangaat😅😆

      Hapus