Dok. Pribadi |
Pepohonan di kanan-kiri jalan menyegarkan mata yang melihatnya. Udara yang sejuk dan segar pun dapat dirasakan. Kicauan burung nan merdu saja dapat terdengar. Semua panca indera seakan dimanjakan di kawasan hijau nan asri, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar. Tepatnya terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini tak jauh dari Jakarta, letaknya dekat dengan kawasan Sentul.
Pancar atau “pancer” memiliki makna
sebagai penguat. “Kata orang dulu, Gunung Pancar diibaratkan sebagai penguat.
Jadi kalau gunung ini goyang, gunung lain ikut berubah. Makanya gak boleh
sembarangan di sini,” ucap Fahrul Roji, penjaga pintu masuk pemandian. Oleh
karena itu, pengunjung yang berwisata ke tempat ini tidak boleh sembarangan
(berbuat yang tidak lazim) karena akan ada efeknya.
Dok. Pribadi |
TWA ini menjadi destinasi wisata para
wisatawan terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), karena tempatnya yang mudah dijangkau
dan dekat dengan kawasan metropolitan, Jakarta. Selain itu, penyuguhan
pemandangan pepohonan pinus yang indah menjadi target utama para wisatawan
untuk mengambil gambar yang menjadi trend “kekinian”.
Rasanya kurang afdol jika
tidak berfoto saat berkunjung ke taman wisata ini, karena trend selfie maupun
wefie menjadi tujuan pengunjung saat berwisata. Pepohonan pinus yang
tinggi menjulang biasanya menjadi latar belakang pengunjung saat mengambil
gambar. Tak jarang gaya-gaya kekinian diekspresikan pengunjung saat berfoto
ria.
Flora dan Fauna yang Ada
Kawasan wisata seluas 15 Ha ini
terletak pada ketinggian 300-800 m. Jenis tanah di kawasan ini adalah podsolik
merah kuning dengan tekstur tanah yang sebagian besar berlempung.
Pepohonan pinus yang tinggi menjulang
dapat dinikmati selama berjalan di kawasan ini. Selain pinus, di kawasan hutan
lindung dan konservasi alam ini juga ditumbuhi pohon beringin, jamuju, puspa,
rasamala, dan saninten.
Di tempat ini juga terdapat beberapa
jenis unggas hutan seperti ayam hutan merah, elang, jalak, dan kutilang yang
bergerak bebas di hutan. Jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan satwa
lain seperti babi hutan, jelarang, kera, owa, dan surili, hewan langka di hutan
ini.
Tiket dan Akses Masuk
Dok. Pribadi |
Biaya yang cukup terjangkau menjadi
salah satu alasan pengunjung memilih berwisata ke Gunung Pancar. Alasan lainnya
adalah kawasan ini mudah dijangkau, biasanya para pengunjung memilih akses tol
Jagorawi. Dari pintu keluar tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa
Karang Tengah kira-kira jaraknya 13 km untuk sampai kawasan wisata ini dan memakan
waktu lebih kurang 20 menit. Kondisi jalannya beraspal cukup baik. Namun di
titik-titik jalan tertentu jalannya ada yang menyempit, sehingga saat dua
kendaraan roda 4 berpapasan dari arah yang berlawanan, salah satunya harus ada
yang mengalah.
Sarana dan Prasana
Dok. Pribadi |
Kegiatan yang dilakukan pengunjung
saat berwisata ke taman wisata ini antara lain wisata alam sambil olahraga
(hiking, berkemah, berkuda, bersepeda, tenis, pemandian air panas, lintas
alam), wisata konvensi (berwisata sambil melakukan seminar, rapat, konferensi),
dan wisata budaya (menikmati pergelaran seni tradisional dan ziarah ke makam
keramat di Puncak Gunung Pancar).
Dok. Pribadi |
Sarana pemandian air panas ini buka
setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB dan selalu dipenuhi
pengunjung pada hari libur. Pengunjung yang memasuki pemandian juga diberi
batas waktu sekitar 30-60 menit. Jadi, pengunjung harus memanfaatkan waktunya
sebaik mungkin saat di pemandian.
Dok. Pribadi |
Dok. Pribadi |
Sarana lainnya yang menarik adalah
makam keramat yang letaknya 2,5 km dari pemandian air panas. Terdapat beberapa
makam para sesepuh. Salah satunya adalah makam Mak Haji Putih. Selain itu,
terdapat pula makam Mbah Bagus Hasan yang letaknya tidak jauh dari gerbang
masuk pemandian air panas.
Daripada di Kota
Dok. Pribadi |
“Cuacanya adem, banyak pohon, masih banyak penghijauan daripada di kota,” ucap Indra, salah satu anggota komunitas “Fixie Fans Bekasi”. Komunitas yang terbentuk sejak 24 September 2014 tersebut memang selalu mengadakan kegiatan cycling on weekend setiap Sabtu dan Minggu.
Pada minggu
ini, komunitasnya memilih untuk bersepeda ke TWA Gunung Pancar dari Bekasi.
Kawasan yang lebih hijau dan asri dibandingkan di kota menjadi alasan komunitas
ini memilih TWA Gunung Pancar.
bole laa next destination😏😏😏
BalasHapusHaha bole. Bole sangaat😅😆
Hapus