Cari Blog Ini

Follow Me! @Elvarettags

@elvarettags

Senin, 30 Oktober 2017

Bersawala Tentang Pembentukan Densus Tipikor

Oktober 30, 2017 110 Comments
Dok. Pribadi
Beberapa pihak bersawala (berdebat; berdiskusi) setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusulkan dibentuknya tim Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor). Pro dan kontra bersua menanggapi usulan tersebut. Mengutip dari detik.com, Tito menyebutkan Densus Tipikor bukanlah lembaga baru, tetapi hanya peningkatan eselon. 

Untuk menanggapi usulan tersebut, Presiden mengadakan rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/10).  Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Ketua KPK Agus Rahardjo, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rikwanto turut hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Presiden siang itu.

Melalui rapat tersebut, Presiden Joko Widodo memutuskan menunda rencana pembentukan Densus Tipikor Polri.

Dilansir dari kompas.com, alasan penundaan pembentukan Densus Tipikor oleh Presiden Joko Widodo berdasarkan sejumlah alasan.

Pertama, pembentukan Densus Tipikor membutuhkan payung hukum berupa undang-undang. Hal ini dikarenakan, dalam tugas dan fungsi Densus melibatkan penegak hukum lain, seperti Kejaksaan dan Pengadilan.

Di samping itu, untuk merumuskan sebuah undang-undang membutuhkan waktu yang lama karena mesti melalui tahap di kementerian terkait serta proses politik di DPR RI.

Kedua, pembentukan Densus Tipikor tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai lembaga baru, pembentukan Densus Tipikor mesti didahului dengan tahap usulan hingga persetujuan lembaga-lembaga penegak hukum yang sudah ada.

Setelah Presiden memutuskan untuk menunda
pembentukan Densus Tipikor, beberapa pihak masih saja bersawala. Pihak-pihak tersebut di antaranya:
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Moh Nadlir/kompas.com)


Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, Polri tidak perlu membentuk Densus Tipikor. Menurut dia, saat ini cukup memaksimalkan kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian dan kejaksaan dalam pemberantasan korupsi. 

 

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto
(Fabian Januarius Kuwado/kompas.com)
“Diputuskan bahwa pembentukan Densus Tipikor untuk sementara ditunda untuk kemudian dilakukan pendalaman lebih jauh lagi,” ujar Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, seusai rapat. Pengkajian rencana pembentukan Densus Tipikor, lanjut Wiranto, diserahkan ke Kemenko Polhukam.




Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (Ari Saputra/detik.com)
“Densus tipikor ditunda itu perintah Presiden, kami laksanakan. Polri loyal kepada Presiden. Perintah Presiden untuk tunda, kami tunda. Kami tetap mempersiapkan seperti apa organisasinya kalau seandainya terjadi misalnya perubahan (keputusan Presiden),” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di auditorium STIK/PTIK, Jl Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/10).
Bambang Soesatyo (Lamhot Aritonang/detikcom)
“Kami nggak kecewa dengan keputusan pemerintah. Yang penting adalah bagaimana Presiden bisa menggunakan dua institusi yang ada di bawah tanggung jawab langsungnya, yaitu Polri dan kejaksaan, semaksimal mungkin dalam hal pemberantasan korupsi yang makin masif,” ujar Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10).


Jaksa Agung M Prasetyo (Lamhot Aritonang/detikcom)
“Memang saya rasa perlu pengkajian lagi, istilah Pak Kapolri pendalaman. Itu dikaji lagi. Relevansinya, urgensinya, koordinasinya dan sebagainya. Dan yang pastinya tadi diperlukan payung hukum, UU, yang pasti sekarang tentunya bagaimana meningkatkan dan menguatkan termasuk memperbaiki aparat penegak hukum yang sudah ada,” kata Jaksa Agung M Prasetyo di Kejagung, Jalan Sultan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (27/10).

Busyro Muqoddas (Usman Hadi/detikcom)
Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas, menilai keputusan pemerintah menunda pembentukan Densus Tipikor tak cukup. Seharusnya pemerintah membatalkan rencana tersebut secara permanen. Tujuannya untuk membantu kerja polisi.
“Yang penting sekarang tidak berhenti di situ (penundaan), lalu apa? Pertama, langkah ini perlu di-stop secara permanen. Kedua justru polisi ini perlu kita bantu, kita dorong untuk fokus kepada tugas utamanya,” kata Busyro kepada wartawan di Sleman, Selasa (24/10).
Menurutnya, daripada membentuk Densus Tipikor sebaiknya Polri fokus terhadap urusan keamanan. Polisi bisa menindak para mafia yang masih berkeliaran bebas, seperti mafia pangan yang selama ini mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasaran.


Jadi menurut kalian, perlu tidak adanya Densus Tipikor Polri? Dan apakah keputusan Presiden untuk menundanya sudah tepat?

Minggu, 15 Oktober 2017

Perawatan Tepat untuk Rambut Diwarnai

Oktober 15, 2017 4 Comments
Dok. Pribadi
Pewarnaan rambut menjadi salah satu cara wanita dalam mengubah penampilannya. Akan tetapi, rambut berisiko menjadi lebih rapuh dan kering karena terkena proses kimia. Untuk menghindari hal tersebut, rambut yang diwarnai membutuhkan perhatian lebih dalam perawatannya.

Perawatan ekstra dilakukan untuk menghindari masalah yang sering muncul setelah pewarnaan rambut. Masalah tersebut di antaranya rambut kering, pecah-pecah, serta warna rambut yang kusam karena memudar. Maka dari itu, lakukan cara-cara berikut setelah Anda mewarnai rambut agar rambut tetap sehat dan berkilau.


   1. Gunakan Sampo Khusus
Pastikan Anda menggunakan sampo khusus rambut yang diwarnai. Usahakan jangan menggunakan sampo anti ketombe dan berminyak yang dapat melunturkan warna rambut. Kandungan dalam sampo khusus memberikan nutrisi pada rambut supaya tetap kuat dan halus. Selain itu, sampo khusus memiliki formula yang lembut sehingga tidak mengikis warna rambut, melainkan membuat warnanya semakin terlihat dan tampak berkilau.

    2. Rajin Gunakan Conditioner
Conditioner mempunyai fungsi menjaga kelembapan dan memberikan nutrisi pada rambut agar ujungnya tidak mudah kering dan kasar. Di samping itu, conditioner menjadikan rambut lebih halus serta mudah diatur. Gunakan conditioner dari batang hingga ujung rambut. Usahakan untuk tidak sampai ke akar rambut atau kulit kepala karena akan menimbulkan jamur (ketombe) pada kulit kepala. Pilihlah conditioner sesuai dengan sampo yang Anda gunakan untuk hasil yang lebih maksimal.

    3. Jangan Keramas Setiap Hari
Mencuci rambut setiap hari dapat melunturkan warna rambut dan membuatnya kering maka usahakan keramas 2-3 hari sekali. Bila rambut sudah berminyak sebelum batas waktu keramas, gunakanlah dry shampoo. Dry shampoo dapat membuat rambut lebih bervolume dan wangi. Penggunaannya cukup disemprotkan pada akar rambut, lalu sisir tanpa perlu dibilas. Jika tidak ada, Anda dapat menggunakan bedak bayi.

    4. Keramas dengan Air Dingin
Air hangat atau panas dapat menyebabkan warna rambut cepat memudar serta mengurangi kelembapannya. Akibatnya, rambut menjadi kusam dan kering. Oleh sebab itu, usahakan mencuci rambut dengan air dingin.

    5. Pakai Serum Setelah Keramas
Setelah Anda keramas, jangan lupa gunakan serum khusus rambut yang diwarnai. Serum mengandung banyak vitamin yang berfungsi untuk melindungi rambut dari sinar matahari dan memperbaiki kondisi rambut agar tetap sehat serta berkilau.

    6. Masker Rambut Seminggu Sekali
Masker rambut berfungsi untuk memberikan nutrisi agar rambut tetap sehat berkilau walaupun sudah terkena bahan-bahan kimia. Pilihlah masker khusus rambut yang diwarnai atau masker rambut dengan ekstra pelembap. Dengan begitu, kemungkinan rambut yang kering dan pecah-pecah dapat diminimalisasi. Penggunaan masker rambut dapat Anda lakukan sendiri di rumah dengan resep masker alami atau membelinya di pasaran.

    7. Minimalisasi Penggunaan Produk Penataan Rambut
Proses penataan rambut, terutama yang melibatkan panas, seperti hair dryer dan catokan membuat rambut menjadi rusak dan kusam. Usahakan hindari berbagai macam produk penataan rambut. Jika memang benar-benar diperlukan, gunakan serum sebelum memulainya serta gunakan suhu terendah.

Demikianlah kiat-kiat untuk merawat rambut yang diwarnai supaya terhindar dari kerusakan rambut serta warna yang pudar dan kusam. Terapkan tips tersebut agar rambut berwarna tetap sehat dan berkilau, ya!

Kunci Persahabatan Awet

Oktober 15, 2017 2 Comments
Dok. Pribadi

Berantem, baikan. Berantem baikan lagi. Begitu aja siklusnya. Tapi biasanya kalo berantem sama sobat sendiri, gak bakal lama hehe. Ya, namanya juga "teman terdekat". Gak tahan kalo kelamaan diem-dieman. Kangen ngerumpi dan curhat lagi pastinya haha *curhat terselubung*. Nah, berikut ada beberapa tips ala "Si Merah", buat kamu dan sobat biar persahabatan kalian langgeng geng gengggg.

 

1KOMUNIKASI

Komunikasi dapat membuat kalian saling memahami dan mengerti. Persahabatan kalian juga dapat terjauh dari kesalahpahamaman.

JUJUR2
Jujur, kunci yang tidak kalah penting ini mampu meningkatkan tingkat kepercayaan dalam persahabatan kalian, loh!


 
3TERBUKA

Dengan terbuka, kalian dapat lebih memahami keinginan satu sama lain. Perselisihan akibat rasa curiga pun dapat terhindarkan.

PENDENGAR4

Saat sahabatmu curhat, dengarkan dan perhatikanlah. Jangan sibuk sendiri! Dengan begitu, sahabatmu merasa lebih dihargai bukan?

5PANTANG GENGSI

Gengsi dengan sahabat sendiri? NO! Justru kalian dapat menunjukkan jati diri kalian yang sebenarnya.

PANTANG IRI HATI6

Untuk apa iri hati? Lebih baik mensyukuri yang telah kalian punya, bukan? Lebih indah dan nikmat pasti!


Tips mana nih yang kamu dan sahabat belum lakukan? Coba terapin deh siapa tau hubungan kalian bisa langgeng dan bebas dari segala macam kesalahpahaman. Karena hubungan yang awet dan langgeng gak cuma sama doi aja haha. Atau mungkin ada tips versi kamu dan sobat, yuk komen di bawah😁👇

Minggu, 08 Oktober 2017

Gunung Pancar, Destinasi Wisata Masa Kini

Oktober 08, 2017 2 Comments
Dok. Pribadi

Pepohonan di kanan-kiri jalan menyegarkan mata yang melihatnya. Udara yang sejuk dan segar pun dapat dirasakan. Kicauan burung nan merdu saja dapat terdengar. Semua panca indera seakan dimanjakan di kawasan hijau nan asri, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar. Tepatnya terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini tak jauh dari Jakarta, letaknya dekat dengan kawasan Sentul. 
 
Pancar atau “pancer” memiliki makna sebagai penguat. “Kata orang dulu, Gunung Pancar diibaratkan sebagai penguat. Jadi kalau gunung ini goyang, gunung lain ikut berubah. Makanya gak boleh sembarangan di sini,” ucap Fahrul Roji, penjaga pintu masuk pemandian. Oleh karena itu, pengunjung yang berwisata ke tempat ini tidak boleh sembarangan (berbuat yang tidak lazim) karena akan ada efeknya.
Dok. Pribadi
Objek wisata ini biasa digunakan sebagai destinasi bagi kegiatan kemping, bersepeda, jogging, hiking, berkuda, hingga berendam air panas. Selain itu, banyak juga yang memanfaatkan tempat wisata ini untuk sekadar jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman, lalu tak lupa mengabadikan moment kebersamaan itu.
TWA ini menjadi destinasi wisata para wisatawan terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), karena tempatnya yang mudah dijangkau dan dekat dengan kawasan metropolitan, Jakarta. Selain itu, penyuguhan pemandangan pepohonan pinus yang indah menjadi target utama para wisatawan untuk mengambil gambar yang menjadi trend “kekinian”.
Rasanya kurang afdol jika tidak berfoto saat berkunjung ke taman wisata ini, karena trend selfie maupun wefie menjadi tujuan pengunjung saat berwisata. Pepohonan pinus yang tinggi menjulang biasanya menjadi latar belakang pengunjung saat mengambil gambar. Tak jarang gaya-gaya kekinian diekspresikan pengunjung saat berfoto ria.
Flora dan Fauna yang Ada
Kawasan wisata seluas 15 Ha ini terletak pada ketinggian 300-800 m. Jenis tanah di kawasan ini adalah podsolik merah kuning dengan tekstur tanah yang sebagian besar berlempung.
Pepohonan pinus yang tinggi menjulang dapat dinikmati selama berjalan di kawasan ini. Selain pinus, di kawasan hutan lindung dan konservasi alam ini juga ditumbuhi pohon beringin, jamuju, puspa, rasamala, dan saninten.
Di tempat ini juga terdapat beberapa jenis unggas hutan seperti ayam hutan merah, elang, jalak, dan kutilang yang bergerak bebas di hutan. Jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan satwa lain seperti babi hutan, jelarang, kera, owa, dan surili, hewan langka di hutan ini.
Tiket dan Akses Masuk
Dok. Pribadi
Sebuah gerbang dengan tulisan “Selamat Datang di Taman Wisata Alam Gunung Pancar” berdiri kokoh untuk menyambut para pengunjung. Untuk masuk dan menikmati indahnya pesona Gunung Pancar, pengunjung dikenakan biaya retribusi. Biaya retribusi terpampang jelas pada papan bertuliskan “Tarip Masuk”. Biaya untuk wisatawan domestik (wisnu) sebesar Rp 5.000/orang, sementara untuk wisatawan asing (wisman) dikenakan Rp 100.000/orang. Untuk kendaraan roda dua (motor) dikenakan Rp 5.000/unit, kendaraan roda 4 (mobil) Rp 10.000/unit, bus/truk Rp 50.000/unit, dan sepeda Rp 2.000/unit. Namun saat hari libur dan libur nasional, biayanya naik 50%.
Biaya yang cukup terjangkau menjadi salah satu alasan pengunjung memilih berwisata ke Gunung Pancar. Alasan lainnya adalah kawasan ini mudah dijangkau, biasanya para pengunjung memilih akses tol Jagorawi. Dari pintu keluar tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa Karang Tengah kira-kira jaraknya 13 km untuk sampai kawasan wisata ini dan memakan waktu lebih kurang 20 menit. Kondisi jalannya beraspal cukup baik. Namun di titik-titik jalan tertentu jalannya ada yang menyempit, sehingga saat dua kendaraan roda 4 berpapasan dari arah yang berlawanan, salah satunya harus ada yang mengalah.

Sarana dan Prasana
Dok. Pribadi
TWA Gunung Pancar dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, di antaranya pusat informasi, pondok kerja, sarana olahraga, camping ground, tempat bermain anak, sarana pemandian air panas, shelter, fasilitas penginapan dan ruang pertemuan. Dengan sarana dan prasarana yang ada, daya tarik pengunjung semakin meningkat.
Kegiatan yang dilakukan pengunjung saat berwisata ke taman wisata ini antara lain wisata alam sambil olahraga (hiking, berkemah, berkuda, bersepeda, tenis, pemandian air panas, lintas alam), wisata konvensi (berwisata sambil melakukan seminar, rapat, konferensi), dan wisata budaya (menikmati pergelaran seni tradisional dan ziarah ke makam keramat di Puncak Gunung Pancar).

Dok. Pribadi
Sarana pemandian air panas yang menjadi salah satu daya tarik taman wisata ini sudah ada sejak tahun ’90-an. Untuk dapat sampai ke tempat pemandian air panas, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 1 km dari gerbang masuk utama dan 150 m dari gerbang masuk pemandian. Selain itu, pengunjung harus merogoh koceknya lagi sebesar Rp 3.000 untuk anak-anak, Rp 10.000 untuk dewasa, Rp 2.000 untuk motor, dan Rp 4.000 untuk mobil. Harga tiket masuk tersebut terlihat di papan bertulisakan “Tiketing Tanda Masuk” pada gerbang masuk pemandian air panas.
Sarana pemandian air panas ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB dan selalu dipenuhi pengunjung pada hari libur. Pengunjung yang memasuki pemandian juga diberi batas waktu sekitar 30-60 menit. Jadi, pengunjung harus memanfaatkan waktunya sebaik mungkin saat di pemandian.
Dok. Pribadi
Pemandian air panas ini dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain keluarga (VIP) dan umum (perempuan dan laki-laki). Untuk pemandian khusus keluarga, pihak TWA Gunung Pancar yang mengurus pemandian air panas, membatasinya hanya 8 orang. Selain itu, ada bagian khusus jika ingin melakukan pengobatan, yaitu pemandian air panas khusus terapi.


Air di pemandian ini berasal dari mata air Gunung Pancar, yaitu mineral bersuhu 60ºC. Air tersebut dijadikan sebagai media pengobatan pengunjung yang datang. Itulah yang menjadi salah satu tingginya minat pengunjung untuk mendatangi sarana pemandian air panas ini. Dengan berendam di air panas tersebut, penyakit seperti asam urat, pusing, stroke, dan kolesterol dapat terobati. Walaupun untuk penyakit tertentu mungkin dampaknya tidak langsung terasa karena membutuhkan waktu dan proses. 
Dok. Pribadi

Sarana lainnya yang menarik adalah makam keramat yang letaknya 2,5 km dari pemandian air panas. Terdapat beberapa makam para sesepuh. Salah satunya adalah makam Mak Haji Putih. Selain itu, terdapat pula makam Mbah Bagus Hasan yang letaknya tidak jauh dari gerbang masuk pemandian air panas.

Daripada di Kota

Dok. Pribadi
“Cuacanya adem, banyak pohon, masih banyak penghijauan daripada di kota,” ucap Indra, salah satu anggota komunitas “Fixie Fans Bekasi”. Komunitas yang terbentuk sejak 24 September 2014 tersebut memang selalu mengadakan kegiatan cycling on weekend setiap Sabtu dan Minggu.


Pada minggu ini, komunitasnya memilih untuk bersepeda ke TWA Gunung Pancar dari Bekasi. Kawasan yang lebih hijau dan asri dibandingkan di kota menjadi alasan komunitas ini memilih TWA Gunung Pancar.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Tumor vs Kanker

Oktober 07, 2017 2 Comments
Ilustrasi: Elvaretta Gasiona
Berikut adalah infografis mengenai perbedaan tumor dan kanker yang aku buat berdasarkan beberapa sumber. Ini merupakan tugasku di kampus. Dan diharapkan dapat memudahkan dan menambah pengetahuan kalian mengenai perbedaan keduanya. Let's check it out!
Ilustrasi: Elvaretta Gasiona


Memaafkan atau Mengampuni?

Oktober 07, 2017 2 Comments
Dok.Pribadi

Memaafkan atau mengampuni? Bukannya sama aja, ya?
Menurut KBBI
  • memaafkan/me·ma·af·kan/ v memberi ampun atas kesalahan dan sebagainya; tidak menganggap salah dan sebagainya lagi: ia telah - kesalahanku;
  • mengampuni/meng·am·puni/ v memberi ampun; memaafkan: ~ kesalahan;
Menurutku sih berbeda hehe. Kalo versi aku, mengampuni berarti kita udah memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain.

Nah, hal yang satu ini biasanya susah banget dilakukan. Kadang ngakunya si udah maafin tapi gak bisa lupa sama kesalahannya. Tetep ngedumel dalam hati. Tetep mendem. Tetep ngutuk. Intinya kita belum mengampuni dia.

Kalo udah gitu persoalannya, kita jadi sama aja kaya yang udah nyakitin kita. Alhasil kita lebih nyakitin diri kita. Nambahin luka itu mendalam, meluas, dan melekat di ❤ kita.
Kasian kan ❤ kita yang penuh kasih ini hehe.

Jadi buat apasi kita malah biarin dan nambah luka yang udah ada? Bukan mengurangi atau menyembuhkannya?

Berdasarkan acara di GlobalTv, Generasi Zeru, 30 September 2017, ilustrasinya sangat ngena buat aku. Jadi tayangan hari itu membahas tentang patah hati dan mengampuni gitu.

Diilustrasikan ❤ kita adalah sebuah gerobak, dan ada 3 orang yang telah menyakiti kita. Kalau kita memilih untuk menyimpan luka dan sakit di ❤ kita, diibaratkan orang-orang tersebut naik ke gerobak (yang dalam ilustrasi ini dianggap hati kita). Mereka ada dalam kita dan selalu kita bawa ke mana-mana. Berat dan lelah, pasti. Dan itu baru ilustrasinya.

Jadi kalau kita gamau sakit hati atau luka itu menjadi beban dan terus melukai hati kita, bebaskan. Lepaskan semuanya. Maafkan, ampuni, dan lupakan kesalahannya. Tapi ambil pelajaran supaya kita gak nyakitin orang lain kaya orang lain nyakitin kita.

Oiya, satu lagi kutipan dari acara itu yang aku inget, lebih kurang begini intinya:
Tidak mengampuni orang yang menyakiti hati kita itu ibarat kita minum racun tapi berharap orang lain yang mati.
Gak mungkin kan? Pasti kita yang mati. Jadi ampuni orang lain dan jangan kasih dirimu "minum racun".
p.s: ❤ (baca: hati)

Kompensasi dan Kedisiplinan

Oktober 07, 2017 0 Comments
Dok. Pribadi

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) memberlakukan sistem kompensasi terhadap mahasiswanya sebagai sanksi jika terlambat atau tidak masuk kelas.


Kompensasi berupa angka yang terakumulasi pada akhir semester. Perhitungannya, setiap menit mahasiswa absen dikalikan 10-50 poin, tergantung jurusan masing-masing.

Angka kompensasi yang sudah terakumulasi biasanya ditempel pada papan pengumuman jurusan ketika mendekati waktu pembagian lembar nilai (marksheet). Hal itu berkaitan karena mahasiswa harus bebas kompen menjadi salah satu syarat untuk menerima atau mengambil lembar nilai.

Mahasiswa dapat bebas dari kompen jika sudah membayar sanksi baik secara materi maupun fisik. Fisik di sini maksudnya adalah bekerja sosial sesuai dengan ketentuan yang sudah ditentukan jurusan.

Dok. Pribadi

Dengan adanya sistem tersebut diharap mahasiswa semakin disiplin dan tepat waktu saat masuk kelas. Walaupun pada kenyataannya masih banyak mahasiswa dengan tingkat absen yang relatif tinggi. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa mengatur waktu sehingga sistem ini pun dianggap seperti angin lalu.
“Kalau menurutku efektif atau tidaknya tergantung orangnya sih, gak bisa langsung menentukan bisa menegakkan atau tidak. Kalau dasar orangnya gak mau kuliah, dikasih kompen seberat apa pun pasti tetap malas-malasan. Biasanya sih beberapa orang kapok, kaya aku. Soalnya dari rumah gak ada rencana buat terlambat, tapi kadang-kadang aja dapat musibah,” ujar Kharis, salah satu mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP).

Sosialisasi Sistem Kompensasi

Mahasiswa memang dituntut untuk mandiri, kritis, dan aktif. Biasanya mahasiswa baru akan kaget dengan sistem kampus yang sangat berbeda dengan sekolah. Salah satunya mengenai absen, yakni kompensasi.

Pada prakteknya, ada saja mahasiswa yang belum mengerti cara kompensasi. Tetapi tenang, mahasiswa dapat menanyakannya pada sekretariat jurusan.

Menurut Tri Wahyu Septiani, mahasiswa Akutansi, kompensasi di jurusannya belum tersosialisasi dengan baik, karena masih banyak yang belum mengetahui dan mengerti cara menghitung kompen.

Berbeda dengan Tri, Kharis beranggapan bahwa kompensasi di jurusannya sudah tersosialisasikan dengan baik.

Sistem Kompensasi di TGP

Sistem kompensasi di TGP terbagi menjadi 2 kategori, yaitu fisik dan nonfisik. Kategori nonfisik berlaku bagi mereka dengan tingkat ketidakhadiran kurang dari 1000 menit. Sedangkan kategori fisik untuk ketidakhadiran lebih dari 1000 menit.

Banyaknya waktu ketidakhadiran inilah yang nantinya akan diakumulasikan dan dipertanggungjawabkan masing-masing mahasiswa pada akhir semester.

Dalam melunasi “hutang” kompen masih ada pengelompokkan. Untuk mahasiwa yang selalu hadir selama satu semester, akan mendapat kartu hijau dengan status aman. Jika ketidakhadiran di bawah 1000 menit akan mendapat kartu kuning dan membayar sejumlah nominal uang. Dan jika ketidakhadiran di atas 1000 menit akan mendapat kartu merah dengan denda maksimal 50 ribu rupiah, serta total jam kerja yang harus lunasi dalam kurun waktu tertentu. Mahasiswa wajib mengurus dan menyelesaikan sebagai syarat pengambilan marksheet.

“Tanggapan saya positif untuk sistem kompen ini. Karena di era modern seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang lebih mengutamakan kedisiplinan dan etika yang baik daripada kecerdasan intelektual mahasiswa itu sendiri dalam bekerja, terutama dalam hal disiplin waktu. Dan dengan sistem ini kita belajar untuk bisa menjadi mahasiswa yang disiplin agar ketika sudah mulai masuk dalam dunia kerja kita mampu mengorganisasi waktu dan tidak lagi kaget akan ketatnya peraturan,” ucap Joshua Alexandro, mahasiswa TGP yang pernah menjalani kompen fisik.
Jadi menurut Anda, apakah sistem kompensasi ini sudah efektif dalam meningkatkan kedisiplinan?